6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Suka Duka Menjadi Junior di Kampus

Arti singkat Junioritas - Senioritas

Pernah merasakan rasanya jadi MABA?? Satu kata yang terbesit di benak ketika mendengar kata itu 'PAHIT'


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7ni762AirrSoD2efFP_uT8f-Mt4uDZSbS7OWjGRWZY4_77B1fJDyctTNJ2jzTfmsiibt9x9E6L1eH9w_VPgYXjQ_NLxUpRt7d8GYEhZ-E6nhgOOjChSLGeHd282VbLRinMGMcN80NR7g/s1600/img15062009201501.jpg

Ketika kita menginjakkan kaki di tempat kuliah kita yang baru, saat itu pulalah kita menyandang status maba (mahasiswa baru). Sebuah statusisasi (ala Vicky :D) yang saya pikir tak ubahnya lelucon dan mainan belaka. Setuju? tanpa melihat pun saya bisa merasakan anggukan kepala kalian tanda setuju. Mengapa tidak, mereka-mereka yang berlabel senior seakan datang bak raja dengan sejuta perintah dan aturan. Kita layaknya patung yang tak boleh bergerak ketika digertak, layaknya robot yang bisa diperintah tanpa mampu mengelak. Mau tak mau, suka tak suka, ya harus diturutin. Boleh sih melawan tapi ganjarannya dapat dipastikan anda akan mendapat siksaan fisik maupun batin. Tragis memang. Tak heran hampir di setiap tahunnya ada saja mahasiswa baru yang harus merengguk nyawa tanpa pernah merasakan bangku kuliah yang ia idam-idamkan, khususnya lagi ketika Ospek/MOS.
Ospek merupakan semacam acara seremonial untuk menyambut mahasiswa baru di lingkungan kampus. Biasa juga diartikan sebagai masa pengenalan. Tapi di Indonesia berubah fungsi menjadi masa penyiksaan. Beragam pernak-pernik aneh melekat di tubuh yang entahlah apa gunanya. Belum lagi acara marah berjama'ah dari senior kepada maba-nya. Mendidik atau balas dendam? lebih ke arah balas dendam!
"Pasal 1: Senior tidak pernah salah,
  Pasal 2 : Kalau senior salah kembali ke pasal 1." (Hello, kamu pikir anda dewa)
Satu semboyan kata dari senior yang sangat familiar di telinga saya "Ini adalah proses". Namun apakah proses itu harus dilakukan dengan menekan, menyuruh, menyiksa, memajak, ataupun memaki maba yang masih seumuran jagung. Cobalah berparadigma sehat :)
Di Jepang sana yang notabene negara maju, sistem ospek maupun perilaku seniornya sangat memegang teguh prinsip kebersamaan dan kesamaan. Di Jichi Medical university (JMU) contohnya, disini, semua mahasiswa mulai dari tahun 1 sampai tahun 6 tinggal di dormitory/apartemen yang sama. Semua junior yang baru masuk dibagi menjadi 10 kelompok kecil, dan masing-masing kelompok memiliki senior pendamping. Senior pendamping ini wajib memberitahu dan mengajari junior tentang segala hal yang berkaitan dengan kehidupan di kampus, bagaimana cara belajar bersama, apa-apa saja makanan daerah lokal yang tersedia, apa saja fasilitas yang ada di kampus dan sekitar kampus. Senior bahkan sering mengajak junior makan siang/malam bersama-sama. Alhasil akan timbul hubungan yang begitu akrab antara junior dan senior layaknya ikatan keluarga.
Belum lagi hampir seluruh perguruan tinggi di Indonesia menerapkan sistem pengkaderan. Pengkaderan ini sebagai formalitas kita untuk bergabung dalam keluarga mahasiswa dalam jurusan tertentu. Kalau kalian bertanya seperti apa pengkaderan di perguruan tinggi, silahkan lihat latihan militer tidak ada bedanya kok. Kalau kalian berniat ikut pengkaderan agar nantinya kalian dihargai junior, mending tidak usah karena hakikatnya konsep menghargai adalah hargai orang maka orang itu akan menghargai anda *titik*
Sebuah perkataan teman saya pernah menggelitikku. Dalam sebuah tayangan stand up comedy, ada 3 jenis senior yakni:
Kategori 1 : Selalu marah-marah
Kategori 2 : Selalu menasehati
Kategori 3 : Senior yang ketika kategori 1 ataupun kategori 2 sibuk bicara, dia di belakang sibuk melapor layaknya wartawan tv "ini senior main-main di belakang" (tak berguna) pfft..
Meskipun begitu saya juga sangat mengapresiasi minoritas senior yang selalu mengajak juniornya ke arah positif dan memberikan motivasi layaknya sang Golden Ways. Merekalah senior yang sesungguhnya menurut saya. Bukannya saya naif tapi begitulah pandangan saya akan apa yang terjadi di Indonesia saat ini. So. pandai-pandailah memilah senior dalam bergaul :)

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement