6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Bukan Hanya Operasi Plastik, Sampah Plastik Pun Tak Kalah Berbahaya


Bukan hanya prestasi membanggakan, Indonesia juga kerap dikenal luas oleh dunia dengan berbagai permasalahan, salah satunya adalah permasalahan sampah plastik. Indonesia diklaim sebagai negara kedua penghasil sampah plastik terbesar setelah Cina. Peneliti Jenna Jambeck mengatakan Indonesia bersumbangsih 187,2 juta ton sampah plastik ke laut. Sebuah angka yang tentunya sangat mengkhawatirkan mengingat betapa berharganya aset laut bagi Indonesia yang mencapai 3,25 juta persegi dan dikenal sebagai salah satu negara poros maritim.

Saya seketika teringat sebuah pengalaman saat berkunjung ke Pulau Barang Lompo Sulawesi Selatan tahun 2016 lalu untuk melakukan Praktik Mata Kuliah K3 Hiperbarik. Setiap orang saat itu diberikan kesempatan untuk diving di bawah laut dengan dipandu seorang instruktur profesional. Betapa terkejutnya saya menyadari ternyata begitu banyak prosedur yang harus dipahami sebelum menyelam. Tetapi jauh lebih terkejut lagi ketika melihat secara langsung pemandangan bawah laut di pulau tersebut. Hampir saja saya yakin kalau minimarket bawah laut itu benar-benar ada. Saya sempat berkelakar jangan-jangan makhluk laut tiap awal bulan juga melakukan rutinitas belanja. Misal kayak beli sabun mandi, atau kaos kaki mungkin.

But seriously, setelah melihat begitu banyak sampah plastik di bawah laut tersebut rasanya sangat memprihatinkan. Terlebih rasanya bagi masyarakat kepulauan yang banyak menggantungkan hidupnya dari biota laut seperti menjadi nelayan. Atau laiknya kebanyakan beberapa pulau yang menjadikan pemandangan laut sebagai sumber pariwisata dengan menawarkan paket diving hingga snorkeling. Rasanya tidak ada pembenaran untuk setiap perilaku membuang sampah plastik ke laut. Sebab laut telah menjadi sebagian dari kita dan menjadi tempat hidup bagi biota laut yang kita konsumsi setiap harinya.

Dan setelah melihat kejadian di Pulau tersebut, saya mulai beresolusi dengan diri sendiri untuk memulai langkah sederhana mengurangi penggunaan plastik. Setiap ke minimarket sebisa mungkin saya membawa sebuah tas untuk memasukkan barang belanjaan sehingga tidak perlu lagi menggunakan plastik. Bisa juga dengan goodie bag yang bisa digunakan berkali-kali. Bahkan sekarang sebenarnya sudah banyak produk yang menawarkan bahan pengganti plastik yang lebih ramah lingkungan. Dengan langkah ini saya teramat yakin secara perlahan akan mempengaruhi midset berpikir masyarakat untuk tidak tergantung dengan penggunaan plastik lagi.

Mungkin tidak berdampak secara langsung, tetapi bisa menjadi salah satu cikal bakal gerakan mengampanyekan pengurangan sampah plastik. Membangun habit itulah yang paling sulit dan semua bisa berangkat dari hal sederhana. Sebab kesadaran individulah yang terpenting untuk mencegah dan saling mengingatkan satu sama lain. Esensinya, kalau belum mampu mempengaruhi orang lain, minimal bermula dari diri kita sendiri masing-masing, layaknya Rasulullah yang meraih simpatik dari keteladanan sikap yang ditunjukkannya :)

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement