Entah kenapa, setiap mendengar sebuah masjid memiliki dana hingga ratusan juta, kadang kerap berpikiran kenapa tidak dana itu diperuntukkan untuk berbagai kegiatan yang peruntukkannya juga kepada masyarakat. Toh, dana yang dimiliki sebuah Masjid juga dari konsep swadaya masyarakat yang ingin berbagi rezeki untuk kemaslahatan bersama.
Teringat, suatu
ketika pernah tidak sengaja berbincang sejenak dengan salah seorang pengurus
remaja masjid yang mengelola masjid yang tak jauh dari kampus saat itu. Dia
berkata, “Justru kami tidak pernah bangga atau senang kalau dana masjid ini
banyak. Karena itu artinya dana kebaikan ini tidak tersalurkan sebagaimana
mestinya. Harusnya dana itu bisa kita optimalkan dengan melakukan berbagai
kegiatan yang peruntukannya kembali ke masyarakat. Selain untuk fasilitas dan
dana tak terduga, kita bisa melakukan kegiatan produktif lainnya seperti donor
darah, pengajian rutin, program hafidz, membangun pesantren hingga rencana
membuat pusat studi agama (semoga saja sekarang telah terealisasi).”
Sekilas, masjid
ini memang jauh dari kesan konvensional. Terdapat semacam tempat cafe(atau
apalah namanya), lapak jualan, dan parkirannya yang tertata rapi. “Tempat-tempat
itu semata untuk memberikan kesan berbeda dari sebuah masjid, yang bukan hanya
sebagai tempat ibadah semata, melainkan juga sebagai pusat perdagangan,
layaknya salah satu fungsi masjid di era Rasulullah saw. Tukang parkir juga
kami yang gaji, jadi tidak membebani pengunjung masjid”. Banyaknya kegiatan dan
program yang dicanangkan, toh nyatanya juga tidak berdampak pada finansial
masjid itu sendiri. “Malah semakin banyak sumbangan yang masuk. Mungkin saja
karena masyarakat menilai masjid ini punya banyak kegiatan sehingga ingin
berkontribusi, entahlah,” tutupnya kala itu.
Dalam hati, “wah
keren juga nih konsep manajemennya.” Apalagi bukan rahasia umum lagi kalau di
era Rasulullah saw dulu, masjid merupakan pusat budaya dan ilmu pengetahuan,
bukan hanya semata tempat ibadah. Bahkan juga konon tempat merawat orang sakit
dan asrama. Sehingga masjid di era dulu, dianggap sebagai pusat peradaban
kehidupan umat muslim yang tak pernah sepi dari kegiatan.
Sangat sayang
saja rasanya kalau potensi SDM dan dana itu tidak dioptimalkan. Ya kan, siapa
tahu semakin banyaknya kegiatan yang dilakukan sebuah masjid bisa berbanding
lurus dengan tingkat partisipasi orang untuk datang ke masjid. Secara perlahan
mengubah paradigma masyarakat bahwa masjid bukan semata tempat yang baru kita
kunjungi saat ingin beribadah, melainkan masjid menjadi pusat peradaban
kehidupan baik dari aspek religiusitas, sosialis maupun akademis. Semoga saja.
Btw, fungsi masjid
juga salah satunya tempat silaturahmi loh. Jadi bagi yang masih di PHP agenda
bukber, coba sesekali ke masjid siapa tahu ketemu teman lama, atau sekalian
bukbernya di masjid saja, enak dan gratis hehehe :D
1 Komentar
muahahahaha
BalasHapus