6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

New Normal, Kehidupan Setelah Pandemi Covid-19


Tentu kita sudah tidak sabar menantikan masa ketika Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) maupun karantina ini dinyatakan berakhir oleh Pemerintah. Masa ketika kita bisa bersua kembali dengan banyak orang dan beraktivitas tanpa sekat. Namun benarkah sesederhana itu kehidupan kita akan kembali layaknya sedia kala? Apa yang sebenarnya akan terjadi selepas pandemi Covid-19 ini berlalu?

Ada satu cuplikan video (ceriterafightcovid19.com) yang sangat menarik yang berangkat dari sebuah artikel yang mengupas kehidupan pasca Pandemi Covid-19 ini. Dengan mengangkat sebuah judul besar "The Hammer and The Dance" oleh Tomas Pueyo, dia merinci seperti apa timeline perjalanan Pandemi ini. Dia memulai mengonotasikan bahwa apa yang sekarang kita hadapi dalam PSBB ataupun himbauan berdiam diri ini ibarat sebuah The Hammer (palu).

PSBB maupun himbauan berdiam diri saat ini adalah bentuk peraturan keras dan perubahan gaya hidup ekstrem yang harus terpaksa dilakukan oleh Pemerintah. Hal ini semata untuk menurunkan curva kejadian eksponensial sehingga tidak terjadi lonjakan kasus penularan virus corona dalam waktu bersamaan. Sebab, lagi dan lagi, mortality rate virus ini memang hanya berkisar 3-4% dan bisa sembuh dengan imun tubuh, namun penularannya yang cepatlah yang justru akan jadi bom. Kesakitan bersamaan dalam jumlah yang sangat banyak akan membuat fasilitas kesehatan kita menjadi kolaps. Rumah sakit penuh, tempat tidur tak mencukupi, stok APD menipis, tenaga medis dan kesehatan tumbang satu persatu akibat beban kerja berlebih. Belum lagi fakta 4 dari 5 penyakit terbanyak di Indonesia tahun 2019  adalah mayoritas penyakit kronik (jantung, stroke, hipertensi, diabetes). So, fu*kin people who said it's not dangerous.

Namun, periode "The Hammer" ini tentu akan berakhir. Bahkan pemerintah telah mencanangkan akan merelaksasi PSBB dan pembatasan sosial secara bertahap di bulan Juni. Kenapa? Karena pada akhirnya roda perekonomian harus kembali berputar. Akhir dari PSBB atau karantina wilayah tersebut disebut sebagai periode "The Dance". Periode inilah yang banyak dinanti oleh orang-orang. Tapi apakah semuanya seketika akan menjadi normal kembali? Tentu saja belum.

Kita akan masih berdansa, pintar melangkah, menghindar mundur dan melangkah maju bersama Virus Corona. Kita harus berdamai dengan kondisi bahwa pada akhirnya kita tetap akan hidup berdampingan dengan virus corona. Kita akan tetap hidup dalam ancaman corona yang tetap akan menuntut kita waspada dan terus terjaga. Sebab, virus dan orang yang positif masih akan tetap ada kawan.

Mau tidak mau, kita harus mulai membudayakan hidup dengan rajin mencuci tangan pakai sabun, menjaga kebersihan diri, senantiasa menjaga jarak, tidak melakukan kontak tak perlu dengan orang lain, hingga bahkan tetap menggunakan masker ketika keluar rumah. Hal tersebut tak lagi menjadi hal yang insidental atau trend semasa corona semata, melainkan harus terpatri di benak kita semua. Kegiatan dengan kerumunan orang harus tetap ditangguhkan sementara, liburan ke luar negara bahkan ke luar daerah harus sangat dibatasi, dan tentu yang terpenting screening Rapid Test dan testing PCR harus tetap dilakukan secara masif, murah, serta mudah diperoleh di tempat-tempat umum.

Sampai kapan? Mungkin sampai kelak vaksin virus ini telah ditemukan. Kita akan butuh banyak bulan bahkan tahun untuk dapat kembali bersorak-sorai di stadion, berdesak-desakan di konser musik, menghadiri hajatan nikahan, hingga senggol-senggolan di pasar malam. 

Mungkin kita tak cukup senang mengetahuinya. Namun, terkadang memang kita tidak perlu berkeluh-kesah, cukup berdamai dengan diri sendiri dan lingkungan kita. Meski pada akhirnya semua tidak akan sama, tetapi dengan semangat kebersamaan kita pasti akan mampu melewatinya. Lekaslah membaik Indonesia, aku rindu dengan salah satu penghunimu :)

#MH 20:28

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code

Responsive Advertisement